__________________________________________________________________________________________________ Pernikahan Dini Beresiko Melahirkan anak Kuntet | PERENCANA

Pernikahan Dini Beresiko Melahirkan anak Kuntet

Diposting oleh PeRencana on 02 Juli 2013
Assalamualikum Wr. Wb.
Pada kesempatan kali ini blog PeRencana akan membagikan info yang di kutip dari situs resmi BKKBN. yang selengkapnya sebagai berikut.

JAKARTA, bkkbn online
    Menikah di usia dini bagi perempuan berisiko mengalami berbagai gangguan kesehatan karena organ tubuh terutama yang berkaitan dengan alat reproduksi. Bahkan, anak yang dilahirkannya pun sangat besar kemungkinan lahir dengan berat badan rendah dan berisiko tubuh pendek atau stunting (kuntet).
    Menurut Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN dr Julianto Witjaksono, SpOG, risiko itu akibat fisik perempuan khususnya alat reproduksi yang belum siap mengalami kehamilan. Misalnya, panggulnya masih kecil, rahimnya belum siap. Ditambah lagi, mental yang masih labil. Semua faktor itu bisa mengakibatkan bayi dalam kandungannya kurang gizi.
    Saat ini, di Indonesia, ada sekitar 45 persen perempuan menikah di bawah usia 20 tahun. Sebanyak 4,2 persen menikah pada usia 10-14 tahun, dan 41,8 persen menikah pada usia 15-19 tahun.  “Anak stunting ini lebih banyak lahir dari ibu yang hamil di bawah usia 20 tahun. Anak stunting itu tubuhnya pendek, kecil, dan ukuran otak kecil. Risikonya mudah kena penyakit jantung dan pembuluh darah,” kata Julianto di Jakarta, Senin (1/7).
    Julianto mengatakan hal yang sama di hadapan para bidan dan  mahasiswa kebidanan saat Seminar Nasional Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan Bidan Praktik Mandiri dalam Program KB Nasional', dalam rangka Hari Keluarga XX Tingkat Nasional, di Universitas Haluoleo, Kendari, Kamis (27/6/2013). “Ini harus menjadi perhatian kita,” ujarnya.
Oleh karena itu, BKKBN gencar mengkampanyekan program Genre untuk mendewasakan usia perkawinan. Di Senegal, kata Julianto, jika ada pasangan remaja yang menikah sebelum usia 20 tahun akan dissiarkan di televisi, di koran. Tujuannya, supaya masyarakat jadi tahu semua dan secara bersama-sama berupaya menurunkan pernikahan dini.
Ketua Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia (PD IBI) Sulawesi Tenggara Janita mengatakan, dirinya sering menemui perempuan yang hamil di bawah usia 20 tahun. Umumnya, saat melahirkan, mentalnya belum siap. “Dia sering mengeluh karena kan saat hamil memang tubuh kita berubah sehingga sering tidak nyaman. Kalau belum matang mentalnya ya pasti kurang mensyukuri,” kata Janita.
Padahal proses persalinan, diawali dengan rasa sakit. Dan setelah melahirkan pun perempuan tidak langsung pulih normal, ada tahapan-tahapan agar tidak terjadi perdarahan pasca melahirkan. “Nah, bagaimana nanti bisa mengurusi anak dengan baik kalau emosinya tidak bisa terkendali. Akibatnya, anak kurang gizi dan mengalami gangguan kesehatan lainnya. Jadi, intinya, untuk menjadi ibu harus siap mental dan fisiknya. Janganlah menikah di bawah 20 tahun,” ajak Janita.(kkb2)

sekian dulu info mengenai Pernikahan Dini Beresiko Melahirkan anak Kuntet yang dapat blog PeRencana bagikan untuk anda,

sumber: http://www.bkkbn.go.id/ViewBerita.aspx?BeritaID=835

jangan lupa dua anak cukup!

Jangan Lupa "DUA ANAK CUKUP"

{ 1 komentar... Berikan komentar, Kritik dan Saran Anda Tentang Kami }

Anonim mengatakan...

Teruslah berkarya Mail,

luis.blogspot.com

Posting Komentar

Isi Kolom Komentar Sebagai Tanda Partisipasi anda!

 
__________________________________________________________________________________________________